Bebek Kecil yang Hilang


Air sungai itu jernih dan mengalir tenang. Ada serumpun bambu yang tumbuh di tepinya. Beberapa ranting melengkung ke arah sungai. Daunnya menyentuh-nyentuh air sehingga mengangguk-angguk terkena arus.


Seekor bebek betina berenang dengan tenang di bawah cabang itu. Ia menoleh, dilihatnya sepuluh ekor anak-anaknya di belakang. Mereka manis dan lucu-Iucu. Bulu-bulu mereka masih begitu halus. Mereka meluncur di air seperti bola-bola kecil saja.

"Anak-anak bebek yang manis," gumam si induk bebek dengan gembira. "Satu, dua, tiga ...," tiba-tiba ia berhenti menghitung. "Hanya sembilan ekor!" Dia menghitung ulang sekali lagi dengan cepat. Cepat-cepat dia berenang mengitari mereka untuk meyakinkan dia tidak salah menghitung.

Oh! Betapa menyedihkan, di mana gerangan anaknya yang satu lagi?

"Apakah Anda melihat anak saya?" tanyanya kepada seekor bebek yang kebetulan berenang melewatinya. Bebek itu menggelengkan kepala.

Kasihan induk bebek itu. Dia melihat-lihat ke sepanjang sungai, tetapi sungguh susah untuk melihat bebek kecil dalam sungai yang begitu luas.

Di sana, di belokan sungai terlihat kakek angsa berenang dengan cepatnya. Induk bebek mengeluh. Dia tidak begitu menyukai angsa. Dia amat besar dan kelihatan angkuh.

Induk bebek itu menarik napas dalam-dalam untuk menenangkan hatinya. Kakek angsa berenang makin dekat.

"Eh, maaf. Apakah Anda melihat anak saya?"

Kakek angsa tersenyum. Kemudian, menunduk kan kepalanya, dan ah… itu dia! Si anak yang hilang duduk di atas punggung kakek angsa. "Sudah saya duga, dia anak Anda," kata kakek angsa dengan suara berwibawa, "Oleh sebab itu, saya membawa dia mencari Anda."

"Oh terima kasih, terima kasih," seru induk bebek senang. Sejak saat itu, mereka menjadi sahabat akrab.


0 Response to "Bebek Kecil yang Hilang"

Post a Comment