Kisah Sebatang Pensil



Berawal dari Seorang anak bertanya kepada neneknya yang terlihat sedang menulis sebuah surat.

"Nenek lagi nulis tentang pengalaman kita ya? atau tentang aku?" Mendengar pertanyaan si cucu, nenek pun berhenti menulis dan berkata kepada cucunya. 

"Nenek sedang menulis tentang kamu, tapi ada yang lebih penting dari isi tulisan ini. yaitu pensil yang nenek pakai ini". Nenek harap, ketika kamu besar nanti bisa seperti pensil ini" ujar si nenek lagi."



Dengan sedikit heran mendengar jawab neneknya, karna si cucu merasa tidak ada yang istimewa dan spesial dari pensil tersebut.

"Tapi nek, pensil itu kan biasa aja, gak beda jauh dengan pensil-pensil lainnya." Ujar si cucu.

Si nenek kemudian menjawab : "Itu semua tergantung bagaimana kamu melihat pensil ini. Pensil ini mempunyai perinsip yang bisa membuatnya selalu tenang dalam menjalani hidup"

Kemudian si Nenek mulai menjelaskan Prinsip apa saja yang membuat pensil selalu tenang dalam hidupnya.

Prinsip Pertama,
Pensil tidak pernah lupa bahwa dalam mewarnai lembaran-lembaran kehidupannya, ada tangan yang selalu menuntun dan membimbingnya. Artinya dalam setiap langkah-langkah kehidupan, ada Tuhan yang selalu membimbing dan menuntunmu.

Perinsip Kedua,
Saat menggunakan pensil, nenek terkadang beberapa kali harus berhenti dan menggunakan rautan untuk menajamkan kembali pensil yang nenek gunakan. Rautan ini pastinya akan membuat pensil menderita. Tapi setelah proses meraut selesai, pensil akan mendapatkan ketajamannya kembali. 

Begitu juga dengan hidupmu, dalam hidup ini kamu harus berani menerima penderitaan dan cobaan. Karena atas penderitaan dan cobaat itulah, kamu menjadi kuad dan lebih baik

Prinsip Ketiga,
Pensil selalu memberikan kesempatan untuk menggunakan penghapus, untuk memperbaiki coretan-coretan yang salah. Oleh karena itu memperbaiki kesalahan kita dalam hidup ini, bukanlah hal yang buruk. Itu bisa membantu kita untuk tetap berada pada jalan yang benar.

Prinsip keempat,
Pensil selalu menyadari, bahwa bagian yang paling penting dari sebuah pensil bukanlah bagian luarnya, melainkan arang yang ada di dalam sebuah pensil. Begitupun manusia, jangan menilai luarnya saja. karena yang terpenting adalah bagian hitam yang ada di dalam dadanya.

Prinsip Kelima,
Pensil menyadari bahwa dalam setiap langkah-langkahnya akan meninggalkan coretan-coretan yang mewarnai lembaran hidupnya. Begitupun manusia, kamu harus sadar kalau apapun yang kamu perbuat dalam hidup ini akan meninggalkan kesan. Oleh karena itu selalulah hati-hati dan sadar terhadap semua tindakan.

Yang Terakhir,
Pensil selalu ingat, setelah membuat banyak coretan-catatan disetiap lembar kehidupannya, baik atau buruk, suatu saat arang dalam sebuah pensil akan habis dan tidak dapat lagi digunakan. Begitu manusia, apapun yang telah diperbuatnya di setiap lembar kehidupannya, suatu saat hidupnya akan berakhir.

Maha Suci Allah...