Shalat Sunah dan Keutamaannya


Inginkah menjadi terkenal bagi penduduk langit, misalnya di kalangan para malaikat? Bagaimana caranya? Biasakan mengerjakan salat sunah secara ikhlas, tanpa ada pamrih kepada orang lain. Misalnya, kita salat sunah pada waktu sepertiga akhir malam di rumah. Dalam salah satu hadis dijelaskan bahwa jika ada orang yang mengerjakan salat, malaikat akan mengerumuninya sejak dari telapak kaki sampai ke atas langit. Terlebih jika itu dikerjakan secara rutin dan berulang-ulang sehingga malaikat pun selalu memberi penghormatan kepada kita. 

Warga Palestina memohon perlindungan kepada Allah SWT.

Pengertian Salat Sunah
Salat dalam Islam merupakan ibadah yang paling penting. Ibadah salat dimulai dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam, disertai dengan doa dan gerakan-gerakan yang telah disyariatkan. Salat ada yang hukumnya wajib, yaitu salat lima waktu dan ada pula yang hukumnya sunah. Untuk salat sunah, berarti sangat utama jika dikerjakan, tetapi tidak menjadi keharusan.

Tata cara salat sunah pada umumnya sama dengan salat wajib, meskipun ada beberapa salat yang cara mengerjakannya terdapat perbedaan. Misalnya, dalam pelaksanaan salat id untuk takbir pertama dilakukan sebanyak tujuh kali dan lima takbir pada rakaat kedua. Niat salat sunah juga harus sesuai dengan salat yang hendak dikerjakan. Salat yang dilakukan secara beriringan, mungkin saja berlainan. Oleh karena itu, niat salat sangat menentukan pada jenis salat yang hendak dikerjakan.

Perbedaan salat sunah lainnya dari salat wajib adalah dalam salat sunah kadang ditentukan oleh waktu, tujuan, atau alasan khusus untuk melaksanakannya. Contoh, salat istiska tujuannya adalah meminta hujan, salat tahiyatul masjid tujuannya untuk menghormati masjid, sedangkan salat istikharah tujuannya untuk menentukan pilihan yang sulit diambil. Demikian juga tujuan dan alasan yang berlaku untuk salat-salat sunah lainnya.

Tata Cara Salat Sunah
Salat sunah dapat dilakukan dengan dua cara, berjamaah atau munfarid. Untuk salat sunah berjamaah berarti harus ada imam dan makmum dengan syarat-syarat tertentu, sedangkan salat sunah munfarid cukup dikerjakan sendiri-sendiri. Jika salat sunah dikerjakan secara berjamaah, harus memenuhi beberapa ketentuan sebagai berikut.
a. Ada Imam dan Makmum
Imam adalah orang yang memimpin jalannya salat berjamaah, sedangkan makmum adalah orang yang mengikuti salat imam. Posisi imam harus berada di depan makmum. Ketentuan lain untuk menjadi imam ataupun makmum, secara umum sama dengan persyaratan dalam salat wajib secara berjamaah.
b. Dalam Satu Tempat
Iman dan makmum harus dalam satu tempat mengerjakan salat sunah yang dimaksud. Tidak diperbolehkan antara imam dan makmumnya di tempat yang berlainan secara tuntunan syar’i.
c. Salat Sunahnya Sama
Antara imam dan makmum harus mengerjakan salat sunah yang sama. Dengan demikian, tidak sah jika niat atau ketentuan lainnya untuk salat sunah yang dilakukan imam berbeda dengan yang dimaksud makmum.

Keutamaan-Keutamaan Salat Sunah
Jika merujuk pada hadis-hadis Rasulullah, dijelaskan berbagai keutamaan mengerjakan salat sunah, baik yang dikerjakan secara berjamaah maupun munfarid. Keutamaan tersebut pantas diperoleh karena orang yang sedang mendirikan salat berarti ia sedang melakukan komunikasi secara langsung dengan Allah.

Dalam sebuah hadis dijelaskan bahwa orang yang sedang mengerjakan salat, berarti ia akan mendapatkan tiga macam (kebaikan), yaitu malaikat mengerumuninya sejak dari telapak kaki sampai ke atas langit, kebaikan turun kepadanya dari atas langit sampai atas kepalanya, dan malaikat yang berseru ”Seandainya orang yang sedang salat ini mengetahui dengan siapa ia berbicara (berkomunikasi), niscaya ia tidak akan mau berhenti (dari salatnya)”.

Salat sunah yang ketentuannya boleh dikerjakan secara munfarid ada yang lebih utama dikerjakan di rumah. Misalnya mengerjakan salat tahajud. Selain untuk menerangi rumah dengan amalan ibadah, menurut hadis dari Samurah bin Jundub bahwa Rasulullah pernah bersabda, ”Salat sunah seseorang di dalam rumahnya itu lebih banyak pahalanya dibandingkan salat sunah di depan orang banyak, yaitu seperti keutamaan salat berjamaah atas salat sendirian”.

Hadis lain yang menjelaskan keutamaan mendirikan salat atau berzikir kepada Allah adalah yang disampaikan oleh Anas bin Malik r.a. bahwa Nabi Muhammad saw. bersabda, ”Tidak ada suatu tempat yang dipergunakan untuk salat dan berzikir kepada Allah, melainkan tempat itu akan merasa gembira dengan yang demikian itu sampai ke dasar bumi yang ketujuh, lalu ia berbangga kepada tempat yang berada di sekitarnya. Dan tidak ada seorang hamba yang berada di tengah hutan yang bermaksud untuk mengerjakan salat, melainkan bumi akan berhias untuknya”.

Dengan keutamaan salat sunah sebagaimana disebutkan di atas menunjukkan pentingnya membiasakan mengerjakannya. Tata cara mengerjakannya tentu harus memperhatikan tuntunan yang dicontohkan oleh Rasulullah saw. Salat sunah yang dapat dilakukan secara berjamaah antara lain:
  1. salat id,
  2. salat gerhana,
  3. salat istiska,
  4. salat tarawih, dan
  5. salat witir.
Untuk salat gerhana, tarawih dan witir dapat dilakukan dengan cara berjamaah dan munfarid. Selain itu, ada pula salat sunah yang dikerjakan secara munfarid, misalnya:
  1. salat rawatib,
  2. salat duha,
  3. salat tahajud (ada pendapat dibolehkan berjamaah),
  4. salat tahiyatul masjid
Ketentuan Salat Sunah Secara Berjamaah
Di depan telah disebutkan contoh-contoh salat sunah yang dilakukan secara berjamaah sebagaimana dicontohkan oleh Rasulullah saw. Penjelasan lebih lanjut sebagai berikut.

Salat Id
Pengertian Salat Id
Setiap tanggal 1 Syawal kita merayakan hari raya Idul Fitri, demikian pula pada tanggal 10 Zulhijah kita merayakan hari raya Idul Adha. Pada kedua hari raya tersebut, kita disunahkan untuk mengerjakan salat sunah yang dikenal dengan nama salat sunah id.  Melaksanakan salat id memiliki tujuan tertentu. Salat Idul Fitri dikerjakan sebagai wujud rasa syukur kepada Allah dan menutup ibadah Ramadan. Salat sunah Idul Adha dimaksudkan sebagai bentuk syukur atas keberhasilan jamaah haji melaksanakan ibadah haji.

Warga Muslim Rusia Melaksanakan Salat Id 
Ketentuan Pelaksanaan
Salat id dikerjakan pada waktu duha, yaitu pada pagi hari setelah terbitnya matahari (lebih kurang setengah jam setelah terbitnya matahari) sampai sebelum zawal (tergelincir matahari/condong ke arah barat tanda masuknya waktu salat Zuhur). Untuk tempat pelaksanaan salat id, di kalangan ulama terdapat perbedaan pendapat. Jumhur ulama berpendapat lebih utama dikerjakan di lapangan terbuka, kecuali jika ada halangan seperti hujan atau daerah tersebut tidak memiliki lapangan terbuka.

Kalangan Mazhab Syafi’i berpendapat lain, yaitu lebih utama di masjid. Alasannya, di tempat tersebut lebih terhormat dan lebih bersih daripada lapangan terbuka, kecuali jika masjid tidak mampu
menampung jamaah.

Terdapat perbedaan pendapat tentang tata cara pelaksanaan salat id, khususnya tentang jumlah takbirnya. Ada yang berpendapat tujuh kali takbir pada rakaat pertama dan lima kali pada rakaat kedua, ada pula yang berpendapat enam kali pada rakaat pertama dan lima kali pada rakaat kedua.

Untuk urutan tata cara pelaksanaan salatnya, sebagai berikut.
  1. Berdiri menghadap kiblat.
  2. Berniat melaksanakan salat id.
  3. Takbiratul ihram.
  4. Membaca doa iftitah.
  5. Takbir, dilanjutkan dengan membaca Surah al-Fatihah [1] dan surah pilihan.
  6. Rukuk.
  7. Sujud.
  8. Duduk di antara dua sujud.
  9. Sujud.
  10. Berdiri untuk rakaat kedua dan takbir dilanjutkan dengan gerakan seperti rakaat pertama.
  11. Tasyahud.
  12. Salam.
  13. Mendengarkan khotbah.
Selain mengerjakan ketentuan salat id sesuai dengan syarat dan rukunnya, kita perlu mengerjakan amalan sunah, yaitu dengan memperbanyak takbir dan zikir sebelum salat, membersihkan anggota badan, membaca takbir sepanjang perjalanan menuju tempat salat, bersedekah kepada fakir miskin, dan melakukan syiar dengan memperlihatkan kegembiraan menyambut hari raya.

Salat Istiska
Pengertian Salat Istiska
Salat istiska dilakukan ketika umat muslim dilanda kekeringan sebagai bentuk pengharapan pada turunnya hujan. Menurut jumhur ulama, hukum melaksanakan salat istiska adalah sunah muakkad. Berkaitan dengan salat istiska terdapat hadis Rasulullah yang artinya: Dari Anas bin Malik r.a., ia berkata: ”Bahwasanya Rasulullah saw. beristiska, lalu beliau mengisyaratkan kedua telapak tangannya ke langit.” (H.R. Muslim)


Guru dan siswa melaksankan salat istiska

Ketentuan Pelaksanaan
Salat istiska dilaksanakan dua rakaat secara berjamaah di lapangan terbuka, tanpa azan dan iqamah. Menurut jumhur ulama, bacaan dalam salat istiska adalah jahr (dibaca dengan suara keras) seperti salat id. Untuk waktu pelaksanaan salat istiska tidak ada ketetapannya. Salat istiska boleh dilaksanakan kapan pun, kecuali pada waktu tidak dibolehkan melaksanakan salat, seperti waktu terbitnya matahari, waktu matahari di tengah-tengah langit, dan waktu terbenamnya matahari.

Tentang cara pelaksanaan salat istiska, jumhur ulama berpendapat harus secara berjamaah dengan dua kali khotbah sebelum salat dikerjakan. Ada beberapa hal yang dianjurkan dalam pelaksanaan salat istiska, yaitu sebagai berikut.
  1. Jamaah dianjurkan untuk bertobat dari segala perbuatan tercela yang telah mereka lakukan. Jamaah juga dianjurkan agar senantiasa mendekatkan diri kepada Allah dengan melakukan berbagai amal kebajikan.
  2. Imam bersama-sama jamaah menuju lapangan terbuka untuk melaksanakan salat tersebut selama tiga hari berturut-turut.
  3. Jamaah yang akan melaksanakan salat istiska tersebut sebelumnya dianjurkan membersihkan jasmani, seperti memotong kuku dan menggosok gigi.
  4. Rombongan jamaah agar berjalan dengan penuh tunduk dan khusyuk serta memakai pakaian yang sederhana.
  5. Salat istiska dilaksanakan di lapangan terbuka.
  6. Berdoa dan meminta ampun kepada Allah sebanyak-banyaknya.
  7. Jika petir telah muncul, seluruh jamaah dianjurkan bertasbih.
  8. Dianjurkan mengajak seluruh ulama dan cendekiawan yang ada di daerah tersebut untuk melaksanakan salat istiska.  (Sulaiman Rasyid, 1995: halaman 141–142)

Salat Gerhana
Pengertian Salat Gerhana
Salat khusuf yaitu salat yang dianjurkan kepada umat Islam ketika terjadinya gerhana bulan. Salat kusuf yaitu salat yang dianjurkan untuk dilaksanakan ketika terjadinya gerhana matahari. Salat ini perlu dikerjakan untuk menunjukkan kebesaran Allah dan lemahnya manusia di hadapan-Nya.

Hukum salat gerhana adalah sunah muakkad. Salat gerhana matahari dan bulan dianjurkan untuk dilaksanakan oleh seluruh umat Islam, baik dalam keadaan bermukim maupun ketika dalam perjalanan, baik laki-laki maupun perempuan. Waktu pelaksanaan salat gerhana matahari maupun gerhana bulan adalah ketika terjadinya gerhana tersebut.

Salat gerhana

Ketentuan Pelaksanaan
Terdapat perbedaan pendapat ulama berkaitan dengan tata cara pelaksanaan salat gerhana. Menurut jumhur ulama, salat gerhana dilaksanakan dua rakaat dan pada setiap rakaat dua kali berdiri, dua kali rukuk, dua kali membaca ayat, dan dua kali sujud. Tata urutan pelaksanaan salat gerhana sebagai berikut.
  1. Salat khusuf dilaksanakan sebanyak dua rakaat.
  2. Berniat mengerjakan salat khusuf. Jika terjadi gerhana bulan, kita disunahkan mengerjakan salat sunah khusuf.
  3. Berdiri dan melakukan takbiratul ihram.
  4. Membaca doa iftitah dilanjutkan Surah al-Fatihah [1].
  5. Membaca ayat-ayat Al-Quran, lebih utama yang jumlah ayatnya panjang.
  6. Rukuk dengan waktu yang hampir sama dengan waktu berdirinya.
  7. Berdiri kembali dengan membaca Surah al-Fatihah [1] dan surah Al-Qur’an yang lebih pendek dibandingkan dengan berdiri yang pertama.
  8. Rukuk dengan waktu yang hampir sama dengan ketika berdiri.
  9. Iktidal.
  10. Sujud.
  11. Duduk di antara dua sujud.
  12. Kembali berdiri untuk melaksanakan rakaat kedua.
  13. Untuk rakaat kedua sama seperti pada rakaat pertama, dilanjutkan dengan tasyahud dan mengucapkan salam. (Sulaiman Rasyid, 1995: halaman 138–140)
Selain ketiga salat sunah yang disebutkan di atas, salat sunah secara berjamaah yang populer dikerjakan adalah salat tarawih. Salat sunah ini pada dasarnya dapat dikerjakan secara berjamaah ataupun munfarid dengan jumlah rakaat yang terdapat perbedaan pendapat.

Salat Sunah Secara Munfarid
Salat sunah selain dilakukan secara berjamaah, ada pula yang dikerjakan secara munfarid. Salat sunah yang dapat dikerjakan secara munfarid banyak macamnya.

Salat Tahajud
Pengertian Salat Tahajud
Secara bahasa, tahajud artinya bangun dari tidur pada malam hari. Dengan demikian, salat tahajud dapat diartikan dengan salat sunah yang dikerjakan pada waktu malam hari hingga menjelang subuh. Salat tahajud juga disebut dengan salatul-lail (salat malam) atau qiya mul-lail (melaksanakan salat malam).

Salat tahajud

Hukum salat tahajud adalah sunah muakkad, yaitu sunah yang sangat penting untuk dikerjakan oleh umat muslim. Dalil yang menjelaskan tentang perintah salat tahajud sebagaimana disebutkan pada ayat dan hadis yang berbunyi sebagai berikut:

Wa minal-laili fatahajjad bihinafilatal-laka ‘asaay yab‘as.aka rabbuka maqamam mah.muda-(n).

Artinya: Dan pada sebagian malam, lakukanlah salat tahajud (sebagai suatu ibadah) tambahan bagimu: mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji.(Q.S. al-Isra-’ [17]: 79)

Artinya: Dari Bilal, bahwasanya Rasulullah saw. bersabda: ”Biasakanlah sembahyang malam sebab ia kebiasaan orang-orang s.alihin yang sebelummu, dan sesungguhnya sembahyang malam itu mendekatkan kamu kepada Allah, mencegah kamu dari dosa, menebus dosa-dosa, dan mengusir penyakit dari badan". (H.R. Tirmiz.i-)

Salat tahajud lebih utama jika dikerjakan pada sepertiga malam terakhir. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam hadis dari Abu Hurairah yang artinya: ”Allah pada setiap malam turun ke langit dunia, ketika sampai pada sepertiga akhir malam Allah berfirman, ’Barang siapa berdoa kepada-Ku, maka Aku akan mengabulkannya, barang siapa yang meminta kepada-Ku niscaya akan Aku berikan, dan barang siapa memohon ampun kepada-Ku niscaya akan Aku ampuni.” (H.R. Jamaah)

Salat tahajud sangat penting untuk dikerjakan oleh setiap muslim. Oleh karena pentingnya salat ini, Rasulullah selalu membiasakan diri mengerjakan salat tahajud setiap malam. Bahkan, Rasulullah mengerjakannya sangat lama sampai-sampai kakinya bengkak karena lamanya berdiri.

Ketentuan Salat Tahajud
Untuk jumlah rakaat salat tahajud, tidak ada batasannya. Ada yang berpendapat tiga belas rakaat, dengan tiga rakaat di antaranya adalah salat witir. Ada pula yang mengatakan sebelas rakaat, tiga rakaat di antaranya witir. Jumlah rakaat salat tahajud boleh berapa saja banyaknya. Bahkan, dibolehkan juga dengan mengerjakan hanya dua rakaat dan satu witir. Untuk tempat mengerjakannya, disunahkan dilakukan di rumah. Hal ini berdasarkan hadis Rasulullah saw. yang artinya: ”Seyogyanya kamu melakukan salat (sunah) di rumahmu. Sesungguhnya sebaik-baik salat seseorang adalah di rumahnya, kecuali salat fardu.” (H.R. Muslim)

Tata cara pelaksanaan salat tahajud sebagai berikut.
  1. Membersihkan diri sehabis tidur dan berwudu.
  2. Berniat salat tahajud. Jika niatnya dilafalkan, misalnya berbunyi sebagai berikut. Artinya:Sengaja aku salat tahajud dua rakaat karena Allah Ta’ala.
  3. Bacaan salat tahajud boleh nyaring dan boleh perlahan.
  4. Salat tahajud dengan dua rakaat sekali salam.
  5. Apabila sudah merasa cukup rakaatnya (8 atau 10 rakaat), kemudian diakhiri dengan salat witir tiga rakaat.
  6. Diakhiri dengan berzikir dan berdoa.
Penyempurnaan Salat Tahajud
Agar ibadah salat tahajud lebih sempurna, kita perlu melakukan beberapa hal berikut ini.
  1. Mulai berniat untuk salat tahajud semenjak sebelum tidur. Dengan cara ini, jika kita ternyata tidak terjaga hingga memasuki waktu subuh, niat tersebut sudah dicatat Allah Swt. sebagai sebuah kebaikan.
  2. Membersihkan muka dan bersiwak (menggosok gigi) serta berwudu.
  3. Berzikir dan membaca Al-Qur’an.
  4. Memulai salat tahajud dengan salat dua rakaat yang ringan (salat iftitah.).
  5. Memperpanjang bacaan salat termasuk rukuk dan sujudnya.
  6. Tidur sebelum salat dan jika masih mengantuk, dibolehkan menunda salat hingga hilang kantuknya.
  7. Mengajak keluarga untuk bersama-sama salat tahajud.
  8. Melakukan salat tahajud setiap hari.

Salat Istikharah
Pengertian Salat Istikharah
Secara bahasa, kata istikharah berasal dari bahasa Arab yang bermakna meminta atau memohon sesuatu yang lebih baik. Dengan demikian, secara istilah dapat diartikan dengan salat sunah dua rakaat yang diiringi dengan doa tertentu, untuk memohon petunjuk yang baik kepada Allah terhadap rencana yang masih ragu untuk diputuskan.

Setelah melakukan salat istikharah dan berdoa, petunjuk Allah Swt. biasanya diperoleh melalui mimpi tentang pilihan melakukan pekerjaan atau kepentingan yang terbaik. Pekerjaan atau kepentingan tersebut bisa bersifat pribadi maupun umum.

Bingung
Hukum melakukan salat istikharah adalah sunah. Hal ini berdasarkan hadis Rasulullah saw. yang diriwayatkan dari Jabir bin Abdullah berbunyi: Artinya:Dari Jabir bin Abdullah r.a. berkata: Rasulullah saw. mengajarkan kepada kami cara salat istikharah dalam beberapa urusan, seluruhnya sebagaimana kami ingin mengetahui surah AlQur’an, beliau bersabda: ”Apabila di antara kamu sekalian mempunyai maksud dalam suatu urusan, maka hendaklah ia salat dua rakaat selain salat fardu . . . .” (H.R. Bukha ri-).

Memohonlah petunjuk kepada Allah dengan mengerjakan salat istikharah.
Dalam hadis riwayat lain, pada akhir hadisnya menggunakan redaksi yang berbeda, yaitu, ”Maka hendaklah dia melakukan salat dua rakaat, selain salat fardu.”

Ketentuan Salat Istikharah
Tata cara pelaksanaan salat istikharah sama dengan salat-salat yang lain. Jumhur ulama berpendapat bahwa jumlah rakaat salat istikharah ada dua, tetapi menurut Ibnu Hajar al-Asqalani dibolehkan lebih dari dua rakaat dengan salam setiap dua rakaat. Untuk bacaan surah yang dipilih, dianjurkan pada rakaat pertama setelah membaca Surah al-Fatihah [1] diteruskan membaca Surah al-Kafirun [109]. Sedangkan untuk rakaat kedua membaca Surah al-Ikhlas.[112]. Ibnu Hajar al-Asqalani berpendapat lain, yaitu setelah membaca Surah al-Kafirun [109] pada rakaat pertama dilanjutkan dengan Surah al-Qas.as.[28] ayat 68 dan setelah membaca Surah al-Ikhlas.[112] pada rakaat kedua dilanjutkan dengan membaca Surah al-Ah.zab [33] ayat36.

Tata cara melakukan salat istikharah secara ringkas sebagai berikut.
  1. Bersuci atau berwudu.
  2. Berniat salat istikharah dua rakaat. Niat salat istikharah jika dilafalkan sebagai berikut. Artinya:Sengaja aku salat istikharah dua rakaat karena Allah Ta’ala.
  3. Setelah membaca Surah al-Fatihah [1] pada rakaat pertama,dilanjutkan dengan membaca Surah al-Kafirun [109]. Setelah membaca Surah al-Fatihah [1] pada rakaat kedua, dilanjutkan membaca Surah al-Ikhlas.[112].
  4. Setelah selesai salat kemudian membaca doa istikharah.

Bacaan doa istikharah sangat khusus dan berpadu dengan salatnya, seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah saw. Bacaan doanya berbunyi sebagai berikut.
Artinya: Ya Allah, sungguh aku memohon petunjuk yang baik kepadaMu dengan ilmu-Mu, aku memohon kemampuan kepada-Mu dari kekuasaan-Mu, aku memohon anugerah-Mu yang agung, karena hanya Engkaulah yang kuasa sementara aku lemah, Engkaulah Yang Mengetahui dan aku tidak mengetahui, dan Engkaulah yang Maha Mengetahui segala yang gaib. Ya Allah, jika Engkau mengetahui bahwa urusan ini (disebutkan perkara atau urusan apa) baik bagiku di dalam agamaku, kehidupanku, dan kesudahan hidupku (dalam urusan dunia dan akhiratku), maka jadikanlah aku mampu untuk melaksanakannya, mudahkanlah ia bagiku, dan berkatilah aku di dalamnya. Jika Engkau mengetahui bahwa urusan itu buruk bagiku di dalam agamaku, kehidupanku, dan kesudahan hidupku (dalam urusan dunia dan akhiratku), maka jauhkanlah ia dariku dan jauhkanlah aku darinya. Jadikanlah kebaikan itu bagiku di mana pun, kemudian jadikanlah aku rida kepadanya. 

Agar pelaksanaan salat istikharah bisa lebih sempurna, perlu dilengkapi dengan melakukan hal-hal sebagai berikut.
  1. Waktu mengerjakannya sebaiknya dalam suasana hening dan sunyi, misalnya pada malam hari sebelum tidur atau pada sepertiga malam yang terakhir.
  2. Berdoa harus dilakukan dengan benar-benar khusyuk, karena biasanya setelah doa selesai dibaca, dapat dirasakan sesuatu yang pertama kali masuk ke hati (semacam isyarat kebaikan).
  3. Setelah salat dan berdoa, sebaiknya langsung tidur dengan keadaan yang masih suci (tidak batal wudu) dan tidur dengan menghadap kiblat.
Setelah kita mempelajari ketentuan salat sunah, baik yang dilakukan secara berjamaah maupun munfarid, perlu membiasakan hal-hal berikut ini.
  1. Menyempurnakan ibadah salat wajib lima waktu dalam sehari dengan memperhatikan syarat-syarat dan rukun-rukunnya.
  2. Mengerjakan salat wajib dan sunah karena ikhlas mengharapkan rida dari Allah Swt.
  3. Mengerjakan salat wajib dan sunah secara khusyuk.
  4. Mengerjakan salat sunah yang paling ringan dahulu, seperti salat sunah rawatib.
  5. Membuat target dalam mengerjakan salat sunah.
  6. Membiasakan mengerjakan salat sunah dalam keadaan apa pun.
  7. Memperbanyak berzikir dan berdoa kepada Allah setelah salat.

Semoga kita semua dapat mengamalkan salat-salat sunah di atas! Amin


0 Response to "Shalat Sunah dan Keutamaannya"

Post a Comment