Rahasia Raden Wijaya dan Sultan Qutuz Mempermalukan Bangsa Mongolia


Kekaisaran Mongolia adalah kekaisaran terbesar dan terkuat di dunia pada masanya, tahun 1206–1368 M. Mongolia bahkan tercatat sebagai kekaisaran terbesar kedua dalam sejarah dunia, menguasai kurang lebih 33 juta km² di masa keemasannya. Pada saat itu jumlah penduduknya mencapai di atas 100 juta orang.

Menurut ahli sejarah barat R.J. Rummel dalam wikipedia, diperkirakan sekitar 30 juta orang terbunuh dibawah pemerintahan Kekaisaran Mongolia dan sekitar setengah jumlah populasi Tiongkok habis dalam 50 tahun pemerintahan Mongolia.

Pasukan Mongol merupakan pasukan terkuat sepanjang sejarah, melibas berbagai bangsa dari Asia hingga Eropa. Di era keemasannya, hampir tidak ada satu pun pasukan yang mampu membendung kekuatan mereka.

Hanya ada dua kekuasaan yang pernah mampu menggagalkan penaklukan Kekaisaran Mongolia. Apa Kita Tahu, dua kekuatan dari mana yang mampu membendung pasukan Mongol tersebut?


Mesir, Dinasti Mameluk. Mereka berhasil mengusir dan menghancurkan tentara Mongol pada masa pemerintahan Hulagu Khan bahkan mereka terus mendesak mongol hingga keluar dari Damaskus, Syria. Kekalahan Pasukan Mongol tersebut terjadi dalam sebuah perang terkenal yang disebut Pertempuran Ain Jalut (atau Ayn Jalut dalam bahasa Arab : عين جالوت yang artinya Mata Jalut). Peristiwa terjadi pada tanggal 3 September 1260 di Palestina antara Bani Mameluk (Mesir) yang dipimpin oleh Qutuz dan Baibars berhadapan dengan tentara Mongol pimpinan Kitbuga.

Pertempuran ini termasuk salah satu pertempuran yang penting dalam sejarah penaklukan bangsa Mongol di Asia Tengah dimana mereka untuk pertama kalinya mengalami kekalahan telak dan tidak mampu membalasnya dikemudian hari seperti yang selama ini mereka lakukan jika mengalami kekalahan.

Pasukan berkuda Mameluk secara signifikan berhasil mengalahkan pasukan berkuda Mongol yang belum pernah terkalahkan sebelumnya. Pertempuran tersebut terjadi di Ain Jalut pada tanggal 3 September dengan kekuatan yang hampir sama yaitu ± 20.000 tentara. Taktik yang dipakai oleh panglima Baibars dari Mameluk adalah dengan memancing keluar pasukan berkuda Mongol yang terkenal hebat sekaligus kejam kearah lembah sempit sehingga terjebak baru kemudian pasukan kuda mereka melakukan serangan balik dengan kekuatan penuh yang sebelumnya memang sudah bersembunyi di dekat lembah tersebut. Akhirnya taktik ini menuai sukses besar. Pihak Mongol terpaksa mundur dalam kekacauan bahkan panglima perang mereka, Kitbuqa berhasil ditangkap dan dieksekusi.


Jawa (Indonesia). Penaklukan Kekaisaran Mongolia gagal akibat disiasati dan diusir oleh Raden Wijaya dari Kerajaan Singhasari, yang kemudian mendirikan Kerajaan Majapahit yang kelak menjadi kerajaan terbesar di Asia Tenggara. Peristiwa itu berawal di akhir tahun 1292 ketika pasukan Mongol mulai dikirim untuk melakukan penaklukan ke Jawa, karena duta besar mereka dipermalukan oleh kerajaan Singhasari di bawah rajanya Kertanegara.

Kerajaan Singhasari yang merupakan kerajaan terkuat di Asia Tenggara saat itu menolak takluk kepada Mongol, bahkan melukai dan memotong telinga utusan Mongol. Pada tahun 1293 angkatan perang tersebut mendarat di Rembang dan mulai melaju ke arah Jawa Timur. Pada saat mereka tiba, Jawa telah dipenuhi dengan kehancuran yang diakibatkan oleh perang saudara, jauh sebelum angakatan perang Mongol tersebut tiba.

Kerajaan Singhasari sendiri sudah jauh hari dihancurkan oleh Kerajaan Kediri. Pasukan Mongol yang tidak tahu apa yang harus mereka perbuat itu disiasati oleh Raden Wijaya, sebagai penerus Singhasari untuk membantunya berperang melawan kerajaan Kediri. Raja Jayakatwang dari Kediri akhirnya tertangkap, dan Raden Wijaya mendirikan kerajaan yang diberi nama Majapahit. Namun ternyata diluar dugaan Pasukan Mongol, Pasukan Mongolia kemudian diserang oleh Raden Wijaya sendiri dan diusir dari Jawa. Panglima Mongol, Ike Mese, yang sudah kehilangan lebih dari 3000 tentara akhirnya memutuskan untuk pulang ke Mongolia dengan berbekal emas, budak dan hasil rampasan perang lainnya dari Kediri. Namun setelah ia kembali, Kubilai Khan menjadi marah besar setelah mendengar kegagalan ekspedisinya. Panglima tersebut diberi hukuman 16 cambukan dan setengah dari kekayaannya disita kerajaan.

0 Response to "Rahasia Raden Wijaya dan Sultan Qutuz Mempermalukan Bangsa Mongolia"

Post a Comment