Tindik Tubuh atau Body Piercing


Body Piercing (tindik tubuh) sebenarnya sudah dikenal sejak 10 abad silam di hampir seluruh belahan dunia. Catatan sejarah menunjukkan, suku-suku primitif melakukan tindik sebagai bagian ritual adat dan penunjuk identitas derajat sosial. Suku Indian melakukan body piercing dengan cara menggantungkan kait besi di bagian dada. Ritual yang disebut OKIPA ini diperuntukkan bagi lelaki yang akan diangkat menjadi tentara atau panglima perang. Sementara sebuah suku di India melakukan ritual menusuki tubuh dengan jarum yang panjangnya bisa mencapai sekitar satu meter untuk menghormati dewa. Ritual ini dinamakan Kavandi yang digelar setiap Februari.


Di Indonesia, tradisi tindik biasa dilakukan warga Suku Asmat di Kabupaten Merauke dan Suku Dani di Kabupaten Jayawijaya, Papua. Lelaki Asmat menusuki bagian hidung dengan batang kayu atau tulang belikat babi sebagai tanda telah memasuki tahap kedewasaan.


Suku Dayak di Kalimantan mengenal tradisi penandaaan tubuh melalui tindik di daun telinga sejak abad ke-17. Tidak sembarangan orang bisa menindik diri. Hanya pemimpin suku atau panglima perang yang mengenakan tindik di kuping. Sementara kaum wanita Dayak menggunakan anting-anting pemberat untuk memperbesar cuping daun telinga. Menurut kepercayaan mereka, semakin besar pelebaran lubang daun telinga, semakin cantik dan tinggi status sosialnya di masyarakat. Model primitif inilah yang akhirnya banyak ditiru komunitas piercing di dunia.


0 Response to "Tindik Tubuh atau Body Piercing"

Post a Comment