Perang Jagaraga


Di Bali terdapat banyak kerajaan, seperti Klungkung, Gianyar, Jembrana, Karangasem, Mengwi, Tabanan, Badung, Buleleng, dan Bangli yang menganut agama Hindu. Kerajaan-kerajaan tersebut memberlakukan adat Hak Tawan Karang. Hak Tawan Karang adalah adat yang berlaku di Bali untuk menawan setiap kapal asing yang kandas di perairannya. Kapal dan harta bendanya dirampas, sedangkan anak buah kapalnya dijadikan budak karena dianggap sebagai miliknya. 

Puputan
Pada tahun 1844, kapal Belanda kandas di perairan Buleleng. Belanda menuntut kepada Raja Buleleng untuk mengembalikan kapal dan segala isinya kepada Belanda. Tuntutan itu ditolak oleh raja Buleleng dan patihnya (Gusti Ktut Jelantik). Oleh karena itu, pada tahun 1846 Belanda mengirimkan pasukannya untuk menyerang Buleleng. Untuk menghadapi pihak Belanda, Buleleng dibantu Kerajaan Karangasem. Akan tetapi, kedua kerajaan itu kemudian dipaksa menandatangani suatu perjanjian. Isi perjanjian tersebut adalah pengakuan Kerajaan Buleleng dan Karangasem terhadap kekuasaan Belanda di Batavia. Belanda berhak memonopoli dagang dan Hak Tawan Karang dihapuskan. Dengan perjanjian ini, Belanda mengira bahwa kedua kerajaan tersebut telah dikuasai sehingga tentara Belanda ditarik ke Batavia. Raja-raja Bali tak pernah tunduk kepada Belanda. Lalu dihimpunlah kekuatan dari Kerajaan Buleleng, Karangasem, dan Klungkung untuk menghadapi Belanda. Benteng Jagaraga dijadikan pertahanan utama pasukan Bali. Hak Tawan Karang tetap dilaksanakan. Kabar ini juga sampai pada Belanda. 

Pada tahun 1848, Belanda mengirim pasukannya ke Bali untuk menghancurkannya. Akan tetapi, Belanda tidak mampu menghadapi perlawanan rakyat Bali di bawah pimpinan Gusti Ktut Jelantik sehingga Belanda kembali ke Batavia dengan banyak korban Belanda kembali mengirim pasukannya ke Bali dengan kekuatan yang lebih besar lagi pada tahun 1849. Kerajaan Buleleng, Karangasem, dan Klungkung bertahan di benteng Jagaraga. Meskipun demikian, akhirnya benteng Jagaraga jatuh ke tangan Belanda. Tentara Belanda bergerak ke selatan menuju Kerajaan Karangasem. Kerajaan Karangasem mengadakan Perang Puputan.

Perang Puputan adalah perlawanan sampai mati oleh seluruh keluarga kerajaan dan pengikutnya. Klungkung bertahan di benteng Kasumba dan mengadakan perlawanan gerilya. Perang gerilya ini mengakibatkan Jenderal Michels tewas. Dengan bala bantuan yang didatangkan ke Bali, Belanda akhirnya mampu menguasai Bali. Kerajaan-kerajaan itu dipaksa untuk menandatangani suatu perjanjian, walaupun masih ada perlawanan rakyat dari Tabanan, Badung, dan Klungkung


0 Response to "Perang Jagaraga"

Post a Comment