Kisah Teladan Nabi Adam as


Penciptaan Nabi Adam
Sebelum menciptakan manusia, Allah Swt. Terlebih dahulu menciptakan alam semesta. Allah menciptakan alam semesta ini hanya dalam enam hari saja. Allah tidak merasa lelah dalam menciptakan alam semesta. Setelah alam semesta diciptakan, termasuk bumi, Allah kemudian menciptakan benda dan makhluk yang lainnya. Allah ciptakan gunung dan sungai di bumi. Allah ciptakan laut di bumi. Allah pun ciptakan hewan melata di bumi. Allah ciptakan dengan kebesaran-Nya.

Setelah bumi dan isinya tercipta, Allah kemudian menciptakan manusia pertama. Manusia yang pertama diciptakan Allah adalah Adam (Nabi Adam). Allah menciptakan Adam dari tanah. Dengan kekuasaan-Nya, terciptalah makhluk paling sempurna, yaitu manusia. Adam pun tinggal di surga. Sebelumnya, Allah telah menciptakan malaikat dari cahaya dan setan atau iblis dari api.

Setelah Adam tercipta, Allah kemudian memerintahkan iblis dan malaikat untuk bersujud kepada Adam. Mendapat perintah Allah, malaikat pun bersujud. Namun, berbeda dengan malaikat, iblis tidak mau bersujud kepada Adam. Iblis merasa dirinya adalah makhluk paling mulia.

Karena tidak mau bersujud kepada Adam, Allah pun berfirman kepada iblis "Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) saat Aku menyuruhmu?" Iblis pun menjawab: "Aku lebih baik darinya: Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah."

Dengan adanya jawaban dari iblis tersebut, Allah kemudian berfirman: "Turunlah kamu dari langit dan surga ini, karena kamu tidak sepatutnya menyombongkan diri di dalamnya, maka keluarlah, sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang hina." Kemudian iblis pun menjawab "Tangguhkan aku sampai mereka dibangkitkan."

Allah pun berfirman kembali, "Sesungguhnya kamu termasuk mereka yang diberi tangguh" Iblis kembali menjawab "Karena Engkau telah menghukumku tersesat, maka aku benar-benar akan (menghalangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus, kemudian aku akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat)." Allah kembali berfirman, "Keluarlah kamu dari surga sebagai orang terhina lagi terusir. Sesungguhnya barang siapa yang mengikuti kamu, benar benar aku akan mengisi neraka jahanam dengan kamu semua.”

Dengan demikian, terusirlah iblis dari surga. Sejak saat itu juga, iblis bersumpah akan menggoda manusia sampai akhir zaman. Allah pun akan memasukan iblis dan orang yang tergoda dan menjadi pengikutnya ke dalam neraka.

Kehidupan Nabi Adam di Surga
Setelah iblis terusir dari surga, Nabi Adam hidup di surga. Allah memberikan kenikmatan yang sangat besar kepada Nabi Adam. Allah memberikan surga beserta isinya untuk dinikmati oleh Nabi Adam. Setelah hidup sekian lama di surga, Allah kemudian menciptakan manusia kedua, yaitu Siti Hawa. Siti Hawa diciptakan Allah dari tulang rusuk Nabi Adam. Allah ciptakan Siti Hawa sebagai istri Nabi Adam. Selain memberikan kenikmatan di dalam surga, Allah pun memberikan larangan kepada Nabi Adam dan Siti Hawa, yaitu untuk tidak memakan buah khuldi. Hal ini sesuai firman Allah sebagai berikut. "Hai Adam, diamilah oleh kamu dan istrimu surga ini. Dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik di mana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang zalim." (Q.S. al Baqarah/2:35)

Nabi Adam merasa senang dan bahagia mempunyai istri. Mereka hidup bahagia di surga. Allah mengajarkan Adam beberapa ilmu pengetahuan. Allah pun memberi tahu Adam melalui firmannya. "Hai adam, sesungguhnya ini (iblis) adalah musuh yang nyata bagimu dan bagi istrimu, maka sesekali janganlah sampai ia mengeluarkan kamu berdua dari surga, yang menyebabkan kamu menjadi celaka..." 

Sementara itu, di luar surga, iblis terus berusaha untuk masuk ke dalam untuk menggoda Nabi Adam dan istrinya. Iblis membujuk beberapa hewan yang ada di bumi untuk dapat mengantarkannya ke surga. Namun, hampir semua hewan menolaknya, kecuali ular. Berkat bujuk rayu iblis ini, ular pun mau menjadi tunggangan iblis untuk mengantarnya ke surga.

Sesampainya di surga, iblis langsung mendekati Nabi Adam untuk menggodanya. Iblis menggoda Nabi Adam untuk memakan buah khuldi. Iblis berkata "Hai Adam, maukah engkau aku tunjukan pohon khuldi (pohon abadi) yang jika engkau memakannya engkau akan kekal." Namun Adam tidak mendengarkan godaan iblis. Adam tetap patuh terhadap perintah Allah untuk tidak memakan buah khuldi itu. 

Iblis tidak menyerah begitu saja. Iblis pun kembali menggoda Nabi Adam. Iblis mengatakan "Tuhan kalian tiada melarang kalian terhadap pohon khuldi tersebut, melainkan karena kalian nanti akan bisa menjadi malaikan atau menjadi kekal". Namun Adam tetap tidak mau mendengarkan godaan iblis. Karena merasa tidak dapat menggoda Adam, iblis kemudian menggoda Hawa. Hawa yang pada saat itu sedang memandangi pohon khuldi itu, kemudian digoda oleh iblis. Iblis menggoda Hawa untuk memakan buah itu. Iblis mengatakan bahwa pohon itu indah, buahnya harum, rasanya lezat, dan warnanya indah. Karena terus-terusan digoda oleh iblis, akhirnya Hawa pun tergoda untuk memetik dan memakan buah itu.

Setelah memakan buah itu, Hawa kemudian mendatangi Adam dan berkata "Wahai Adam, makanlah buah ini, sesungguhnya aku telah mencicipinya." Adam menjawab, "Tidak, aku tidak akan berbuat durhaka terhadap Tuhanku." Hawa pun berkata "Aku telah memakannya dan tidak terjadi apa-apa terhadapku." Hawa kembali meminta Adam untuk memakannya, namun Adam tetap tidak mau memakannya karena Adam tetap tidak mau memakannya, hawa akhirnya marah dan meninggalkan Adam. Adam kemudian meminta Hawa untuk kembali. Namun, hawa tidak mau kembali kepada Adam sebelum Adam mau memakan buah itu. Adam pada waktu itu tidak mau berbuat durhaka kepada Allah, namun Adam pun tidak tahan atas kemarahan istrinya. Akhirnya, Adam pun tergoda dan Adam pun mendekati pohon itu lalu memakan buahnya.

Setelah memakan buah khuldi itu, sadarlah Adam atas apa yang telah menimpanya. Adam menjadi tahu apa yang baik dan apa yang buruk. Sejak saat itu jugalah, Adam mengetahui bahwa dirinya dalam keadaan telanjang. Begitupun Hawa. Keduanya kemudian mengambil dedaunan yang ada untuk menutupi aurat mereka.

Selanjutnya Allah datang dan berkata, "Bukankah Aku telah melarang kalian berdua untuk mendekati pohon itu, dan telah Aku katakan bahwa setan adalah musuh yang nyata? Lalu kenapa engkau memakan buah pohon itu, padahal aku telah melarangnya?"

Adam dan hawa kemudian meminta ampun kepada Allah. "Wahai Tuhan kami, kami telah berbuat zalim kepada diri kami sendiri. Jika Engkau tidak mengampuni dan mengasihani kami, pastilah kami termasuk golongan orangorang yang merugi." Nabi Adam dan istrinya terus meminta ampun kepada Allah karena telah mengikuti iblis yang sesat. Allah kemudian mengeluarkan Adam dan Hawa dari surga. Allah berfirman "Turunlah kalian dari surga. Sebagian dari kalian akan menjadi musuh bagi yang lain, dan bagi kalian ada tempat kediaman di bumi dan kesenangan hidup sampai batas waktu yang ditentukan" Setelah itu, keluarlah Adam dan Hawa dari surga. Mereka diturunkan di bumi dengan tempat yang berbeda dan terpisah.



Adam dan Hawa Hidup di Bumi
Turunlah Adam ke bumi. Allah menurunkan Adam di daerah Hindustan, sedangkan Hawa suatu daerah di daerah Arab (sekarang dikenal dengan kota Mekah). Adam merasa sangat kesepian hidup di bumi. Ia sangat merindukan surga Allah. Ia pun merindukan istrinya, Hawa. Demikian pula dengan Hawa. Ia sangat merindukan saat-saat di surga dulu.

Pada saat itu, yang ditemukan Adam hanyalah hamparan bumi dan langit. Adam berusaha mencari Hawa kesana kemari, namun tetap tidak dapat menemukannya. Begitupula dengan Hawa, ia mencari Adam kesana kemari, namun tetap saja ia tidak menemukannya. Adam kemudian berdoa kepada Allah "Wahai Tuhan, tidak adakan orang lain di bumi ini yang mensucikan-Mu dan memuji-Mu, selain diriku?" Kemudian terdengarlah suara Allah kepada Adam. "Aku akan menjadikan di bumi ini anak-anakmu dan keturunannmu yang akan bertasbih dengan memuji dan mensucikan-Ku, dan Aku akan menjadikan rumah-rumah di mana orang-orang yang beriman akan selalu mengingat-Ku. Dari salah satu rumah-rumah itu akan Aku jadikan sebuah rumah yang akan Aku namai dengan nama-Ku (Baitullah). Aku akan menjadikannya sebagai tanah suci yang aman. Aku akan menjadikannya sebagai rumah yang pertama dibangun untuk manusia, dimana mereka datang ke rumah tersebut dari berbagai tempat. Mereka semua bertasbih dengan memuji-Ku, dan mereka mengucapkan kalimat sambutan (Labaik Allaahuma labbaik). Barang siapa datang ke rumah itu dengan maksud untuk berhaji, maka ia adalah tamu-Ku dan wajib bagi AlKarim (Zat Yang Mulia) untuk memuliakan tamu-Nya. Engkau akan meramaikannya, wahai Adam, begitu juga para nabi dan umat setelahmu, nabi yang satu dengan nabi yang yang lain dan umat yang satu setelah umat yang lain." Mendengar jawaban dari Allah tersebut, Adam yakin bahwa dirinya suatu saat akan menemukan Hawa. Adam juga sangat ingin pergi ke Baitullah.

Dengan demikian, Adam terus mencari Hawa setiap hari. Dalam pencariannya Adam terus bertobat kurang lebih 300 tahun. Akhirnya, Adam bertemu dengan Hawa setelah sekian lama berpisah. Mereka bertemu di padang Arafah di sebuah bukit yang sekarang dikenal dengan Jabal Rahmah. Setelah berkumpul kembali, mereka kemudian pergi ke Baitullah. Ternyata, Baitullah itu berupa batu mulia. Keduanya kemudian bertawaf mengelilingi Baitullah itu. Hingga sekarang, setiap orang yang menunaikan ibadah haji, akan melakukan tawaf mengelilingi Ka'bah.

Adam dan Hawa selanjutnya meneruskan kehidupan mereka. Mereka menangis meratapi dosa yang telah mereka lakukan dulu di surga. Adam kemudian bertobat kepada Allah, dan Allah pun menerima tobatnya. Allah menjajikan Adam dan Hawa akan kembali ke surga. Allah pun memerintahkan Adam untuk memakmurkan bumi dan menjadi khalifahnya. Adam dan Hawa kemudian dikaruniai anak. Setiap Hawa mengandung, yang dikandungnya selalu anak kembar. Anak pertama mereka adalah Qabil dan Iqlima. Qabil adalah laki-laki, sedangkan Iqlima adalah perempuan.

Setelah beberapa waktu, Hawa pun mengandung lagi dan kembali melahirkan anak kembar. Anak yang laki-laki diberi nama Habil, sedangkan yang perempuan diberi nama Labuda. Allah memerintahkan Nabi Adam untuk menikahkan anak-anaknya secara silang setelah dewasa nanti. Artinya, Qabil menikahi Labuda dan Habil menikahi Iqlima.

Setelah anak-anak itu dewasa, Nabi Adam pun bermaksud menikahkan anak-anaknya. Qabil dengan Labuda dan Habil dengan Iqlima. Namun, mendengar maksud ini, Qabil tidak setuju. Qabil menginginkan nikah dengan Iqlima karena parasnya yang lebih cantik dari Labuda. Qabil tetap bersikeras ingin menikahi Iqlima walaupun Nabi Adam telah menjelaskan bahwa ini adalah perintah Allah. Nabi Adam kemudian mengadukan masalah ini kepada Allah. Allah pun memberikan solusi. Allah memerintahkan Qabil dan Habil berkurban untuk Allah. Iqlima dapat dinikahi oleh orang yang kurbannya dipilih oleh Allah.

Relief di Candi Borobudur
Ternyata, kurban yang diterima adalah kurbannya Habil. Dengan demikian Habil berhak menikahi Iqlima, sedangkan Qabil tidak. Namun, Qabil tetap bersikukuh ingin menikahi Iqlima. Iblis kemudian menggoda Qabil agar tetap bersikukuh menikahi Iqlima. Iblis pun menggoda Qabil agar membunuh saudaranya sendiri Habil. Karena godaan iblis dan hawa nafsunya, Qabil akhirnya membunuh Habil. 

Dengan demikian, Qabil adalah orang pertama yang membunuh dan Habil adalah orang pertama yang dibunuh. Nabi Adam sangat bersedih atas kematian anaknya. Nabi Adam kemudian melanjutkan kehidupannya dan dikaruniai anak yang lainnya. Nabi Adam akhirnya wafat pada usia 1000 tahun.