Kisah Bandung Bondowoso


Tersebutlah sebuah kerajaan besar di Prambanan. Rajanya bernama  Raja Boko. Raja Boko sangat bengis. Setiap hari ia menyantap manusia. Berita itu terdengar oleh Bandung Bondowoso. Ia benci mendengar ada raja menyantap manusia. Bandung Bondowoso menyerahkan diri agar menjadi santapan Raja Boko. Tetapi ia meminta syarat. Adapun syaratnya jika dapat mengalahkan Bandung Bondowoso.




Raja Boko merasa dihina. Ia marah besar. Apa pun kehendaknya akan dilayani. Bandung Bondowoso mengajak bertempur di lapangan luas. Siapa saja boleh menonton. Terjadilah pertempuran hebat. Kadang Bandung terdesak. Lalu berganti Raja Boko yang terdesak. Akhirnya Raja Boko lengah. Ia terbunuh oleh Bandung Bondowoso. Setelah Raja Boko tewas, Bandung masuk istana. Tampaklah puteri Raja Boko yang cantik jelita. Ia bernama Roro Jonggrang. Bandung Bondowoso ingin meminangnya. Sang puteri menyetujuinya. Namun ia minta syarat, yaitu meminta dibuatkan 1000 arca yang dibuat dalam waktu semalam.  Permintaan itu disanggupi oleh Bandung Bondowoso. 

Tersebutlah Bandung bersemedi. Ia meminta bantuan para jin. Untuk membuat arca 1000 buah dalam semalam. Jutaan jin datang membantu membuat arca. Dalam waktu larut malam Roro Jonggrang mengintip hasil pembuatan arca. Ternyata sudah hampir selesai. Ia bingung bagaimana usahanya agar pembuatan arca gagal. Bandung Bondowoso terkejut ada orang yang menumbuk padi. Ayam jantan berkokok. Disangka waktu sudah pagi. Para jin takut kesiangan. Mereka bubar berlarian pergi jauh. Maka pembuatan arca baru mencapai 999 buah. Berarti kurang satu. Karena tidak lengkap 1000 arca, maka Roro Jonggrang menolak pinangannya. 

Marahlah Bandung Bondowoso. Maka Roro Jonggrang dikutuk oleh Bandung menjadi patung. Roro Jonggrang telah menjadi patung menggenapi 1000 buah arca. Patung Roro Jonggrang terletak di tengah-tengah candi 999 buah.