Arjuna dan Supraba Pergi ke Imantika


Alkisah, Raja Raksasa Niwatakawaca berkeinginan menyunting bidadari tercantik di kayangan, yaitu Dewi Supraba. Namun, Dewi Supraba tidak menginginkannya. Akibatnya, anak buah Prabu Niwatakawaca membuat keributan dan merusak kayangan. Batara Guru akhirnya memanggil Arjuna yang sedang bertapa. Arjuna ditugaskan untuk menghadapi Prabu Niwatakawaca agar tidak lagi membuat kerusakan di kayangan. Akhirnya, Arjuna dan Supraba ditugaskan ke Kerajaan Imantaka, yaitu ke kerajaan Prabu Niwatakawaca.

Di Kerajaan Imantaka, seluruh penghuni istana sibuk menyiapkan keperluan pesta pernikahan. Prabu Niwatakawaca memerintahkan seluruh pelayan untuk menghias istana. Koki-koki diperintahkan memasak hidangan yang lezat. Rupanya sang Prabu benar-benar yakin bahwa Batara Guru akan menyerahkan Dewi Supraba kepadanya.

Setelah sampai di Kerajaan Imantaka, Arjuna memerintahkan Supraba untuk merayu Prabu Niwatakawaca. Supraba dijadikan umpan untuk mengetahui kelemahan raja raksasa tersebut. Usaha Supraba berhasil. Prabu Niwatakawaca termakan bujuk rayunya dan mengatakan rahasia besarnya bahwa kelemahannya ada pada lidah. Jika lidahnya dipotong, kekuatannya akan hilang dan sang Prabu akan menemui ajalnya. 

Setelah mendengar pengakuan sang Prabu, Arjuna segera melesatkan panah pasopatinya ke lidah Prabu Niwatakawaca. Serta merta tubuh raja raksasa itu jatuh berdebam di tanah. Kerajaan Imantaka menjadi rusuh. 

Arjuna dan Supraba segera pergi menuju kayangan. Di kayangan mereka disambut dengan sorak sorai kemenangan. Sebagai hadiahnya, Arjuna dinikahkan dengan tujuh bidadari di kayangan.