Perkampungan ”Pygmi” di Flores


Di Kabupaten Manggarai, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur ditemukan sebuah perkampungan masyarakat pygmi atau katai. Apa keistimewaan perkampungan ini? Menurut para ahli arkeologi, perkampungan ini menyimpan sejumlah misteri. Saat tahun 2004 para ahli memublikasikan temuannya tentang fosil manusia kerdil yang diberi nama Homo floresiensis, perkampungan ini luput dari perhatian mereka. Penelitian mereka hanya terfokus pada fosil dan beragam bentuk peninggalan yang ada di dalam gua Liang Bua.

Perkampungan ”Pygmi” di Flores

Menurut Prof. Dr. Teuku Jacob, keberadaan masyarakat pygmi sangat menarik dan mengejutkan karena selama bertahun-tahun para ahli hanya berkutat dengan jejak manusia purba melalui fosil. Akan tetapi, tidak pernah terbayangkan bahwa di sekitar kawasan itu terdapat sebuah komunitas masyarakat katai yang hingga kini masih hidup dan bertahan. Mengapa mereka bisa hidup selama ribuan tahun tanpa pernah berpindah-pindah? Kawasan Nusa Tenggara Timur memang telah menjadi objek penelitian para antropolog Belanda. Mereka berpendapat bahwa penduduk setempat mempunyai ukuran tinggi badan yang agak pendek.

Menurut penelitian Biljmer tahun 1929 lebih dari 50 persen penduduk setempat memiliki ukuran tinggi badan sekitar 155–163 cm. Bahkan, menurut warga setempat, ada orang-orang bertubuh pendek dengan warna kulit kehitam-hitaman (Negrito) yang tinggal di perbukitan dan bersembunyi di gua-gua. Menurut Jacob, tinggi orang Negrito itu berkisar 155–163 cm maka sebutannya adalah pygmoid. Akan tetapi, masyarakat di Rampasasa itu adalah pygmi atau katai karena tinggi badan mereka di bawah 145 cm untuk laki-laki dewasa dan wanita dewasanya hanya sekitar 135 cm. Berat badan pria maksimal 40 kg dan wanitanya rata-rata 30 kg. 

Perlu diketahui bahwa katai memang berbeda dengan kerdil. Istilah kerdil menunjukkan ukuran badan mengecil dengan proporsi rusak atau tidak beraturan, sementara itu katai ukurannya kecil secara proporsional. Pada akhir tahun 2004 Prof. Dr. R.P. Soejono dan Dr. M.J. Morwood melakukan penggaliandi Liang Bua, Flores. Mereka menemukan tengkorak manusia dengan tinggi badan sekitar 130 cm dengan besar otaknya sepertiga manusia sekarang. Spesies inilah yang kemudian dikenal dengan  Homo floresiensis atau Manusia Flores.

0 Response to "Perkampungan ”Pygmi” di Flores"

Post a Comment